Sabtu, 30 Mei 2009


Saya pastikan, Anda yang pendukung atau simpatisan Jusuf Kalla-Wiranto (JK-WIN) dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto (MEGA-PRO), akan sewot besar dengan judul postingan di atas. Tendensiuslah atau sok tahulah! Sebaliknya, Anda yang pendukung atau simpatisan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono (SBY-BERBUDI) akan bersorak gembira. Optimislah atau sangat memberi harapanlah! Wajar sajalah. Saya akan membagi postingan ini menjadi beberapa bagian: satu seperti judul yang tertera di atas, lainnya hal-hal yang menyebabkan SBY-BERBUDI gagal terpilih. Semuanya dalam konteks belajar menganalisa. Mari kita coba urai satu-persatu….

Sebenarnya untuk sampai pada kesimpulan SBY-BERBUDI bakal memenangi pertarungan sangatlah sederhana, tidak harus berpikir rumit. Saya memulainya dengan jumlah perolehan kursi DPR pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2009 lalu. Kalau Anda percaya bahwa perolehan kursi itu sebanding dengan persentase suara yang diperoleh, dan ini akan terulang pada Pilpres nanti, maka Anda harus yakini hitung-hitungan ringan di bawah ini:

1. Koalisi SBY-BERBUDI

PD+PKS+PPP+PAN+PKB –> 150+57+43+37+27 = 314

2. Koalisi JK-WIN

Golkar+Hanura –> 107+18 = 125

3. Koalisi MEGA-PRO

PDIP+Gerindra –> 95+26 = 121

Jumlah seluruh kursi DPR –> 314+125+121 = 560

Kalau Anda percaya dengan perolehan suara atau kursi di DPR ini, yang dengan sendirinya mencerminkan kekuatan partai, maka seharusnya Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009 mendatang hanya berlangsung satu putaran saja dan SBY-BERBUDI bisa langsung menjadi Presiden/Wapres baru. Mengapa demikian? Jelas kekuatan angka 314 lebih dari 50 persen + 1 (560:2 = 280 + 1 = 281) sebagai syarat memenangi pertarungan tanpa harus beradu di putaran kedua.

Itu kalau Anda yakini perhitungan dari perolehan kursi (suara) masing-masing partai dan koalisi partai. Tidak ada argumen lain dari cara menghitung ini, bukan? So, jangan marah dan gusar (khususnya pendukung setia JK-WIN dan MEGA-PRO) atas kesimpulan saya yang bersandar pada satu faktor (perolehan kursi) itu. Uraian saya belum selesai.

Ada beberapa faktor lain yang bisa membuyarkan harapan para pendukung dan simpatisan SBY-BERBUDI, yang berujung pada kegagalan SBY-BERBUDI menjadi Presiden/Wapres baru. Faktor-faktor yang akan saya uraikan dalam postingan sambungan berikutnya adalah:

- Faktor strategi pertempuran 3 Jenderal Angkatan Darat plus strategi pertarungan 3 sipil

- Faktor perbedaan memilih partai (thing) dengan memilih orang (person)

- Faktor putaran kedua Pilpres

- Faktor kelihaian master campaign dalam menggoreng/menggodok isu

- Faktor kecepatan memintal jaringan sosial

- Faktor kapital (uang) dan pengaruh (kekuasaan)

- Faktor sentimental

- Faktor lainnya di luar faktor-faktor di atas!

Pada postingan Belajar Menganalisa berikutnya, saya akan coba mengurai satu persatu faktor-faktor di atas, faktor-faktor yang bisa memupus harapan SBY-BERBUDI memenangi kursi presiden/wapres, sekaligus memunculkan kuda hitam yang tidak terduga. Please jangan marah dan gusar dulu atas postingan ini, mari kita berargumen dengan logis. Setuju atau tidak, pastilah Anda punya reason-nya yang ingin kita sharing bersama. (Bersambung)

Sabtu, 15 November 2008

peristiwa 10 november di Surabaya


Peristiwa 10 November merupakan peristiwa sejarah perang antara Indonesia dan Belanda. Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang.

Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Sebelum dilucuti oleh sekutu, rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober. Tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya.NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pun membonceng. Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana.

Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober.

Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.

Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga telah dibentuk.

Selain itu, banyak sekali organisasi perjuangan yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Badan-badan perjuangan itu telah muncul sebagai manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia).

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30 000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang.

Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom, ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka. Tetapi, perlawanan pejuang-pejuang juga berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk.

Pihak Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak.

Namun di luar dugaan, ternyata para tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari kalangan ulama' serta kiyai-kiyai pondok jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kiyai-kiyai pesantren lainnya mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat umum (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kiyai)juga ada pelopor muda seperti bung tomo dan lainnya. sehingga perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris.

Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Senin, 10 November 2008

HASIL TRY OUT BIMUN TAHAP 1 BELUM MENGGEMBIRAKAN

CC2008>Bimbingan Belajar Intensif merupakan langkah awal persiapan untuk menuju sebuah hasil belajar sacara standar Nasional bahkan internasional.Rintisan dalam ini mulai dirlis oleh SpendaBo untuk kesuksesan peningkatan mutu dengan 4 mapel yakni Fisika/Biologi,Matematika,bahsa Indonesia,Bahasa Inggris dengan target SKL 5,25

cc2008news sempat mendata bagi yang masuk 10 besar try out pertama Utari Nurhayati klas 9a dengan total nilai ,dan disusul Rasyid Anwar(9a),Niswatul Qonaah(9a),Ria lestari handayani(9a),Sonny aditya L(9a),Meynita Sari(9a),Ulfa Fitriyani R(9a),Siti Talitha Rahma(9a),MNia Dwi miranti (9a),Naylil Umiyatin(9a)

Adapun Lukiswati sebagai Kaur Kuruikulum menambahkan agar anak-anak supaya lebih giat dan mempersiapkan lebih jauh lagi agar target 100% tetap terwujud di Akhir Bimbingan Intensif yang akan datang.(gsab/riska/gc/admin)

Minggu, 09 November 2008

M Natsir Sandang Gelar Pahlawan Nasional •Nopember 10, 2008 •

pgrinews>Soetomo (Bung Tomo), mantan Perdana Menteri Mohammad Natsir dan Ketua Persatuan Umat Islam (PUI) KH Abdul Halim secara resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Surat keputusan 3 tokoh ini menjadi Pahlawan Nasional dibacakan oleh staf Sekmil dalam upacara sederhana di Wisma Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2008).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wapres Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Indonesia Bersatu hadir di acara itu.

Istri Bung Tomo, Sulistina Soetomo, yang hadir dalam acara itu menerima ucapan selamat dari Presiden SBY dan jajarannya

M Natsir Sandang Gelar Pahlawan Nasional •Nopember 10, 2008 •

pgrinews>Soetomo (Bung Tomo), mantan Perdana Menteri Mohammad Natsir dan Ketua Persatuan Umat Islam (PUI) KH Abdul Halim secara resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Surat keputusan 3 tokoh ini menjadi Pahlawan Nasional dibacakan oleh staf Sekmil dalam upacara sederhana di Wisma Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2008).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wapres Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Indonesia Bersatu hadir di acara itu.

Istri Bung Tomo, Sulistina Soetomo, yang hadir dalam acara itu menerima ucapan selamat dari Presiden SBY dan jajarannya

PERANAN PEMUDA DALAM MEMBAWA DAKWAH ISLAM MASA KINI

pgrinews>Pemuda Harapan IslamAl-Quran banyak mengisahkan perjuangan para Nabi dan Rasul a.s yang kesemuanya adalah orang-orang terpilih daripada kalangan pemuda yang berusia sekitar empat puluhan. Bahkan ada diantara mereka yang telah diberi kemampuan untuk berdepat dan berdialog sebelum umurnya genab 18 tahun. Berkata Ibnu Abbas r.a. “Tak ada seorang nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia dipilih di kalangan pemuda sahaja (yakni 30-40 tahun). Begitu pula tidak seorang ‘Alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda”. Kemudian Ibnu Abbas membaca firman Allah swt:

“Mereka berkata: Kami dengan ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim: Qs. Al Anbiyaa:60, Tafsir Ibnu Katsir III/183).

Tentang Nabi Ibrahim, Al-Quran lebih jauh menceritakan bahawa beliau telah berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan mereka kepada patung-patung. Saat itu beliau belum dewasa. Sebagaimana firman-Nya:

“Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Ibrahim kepandaian sejak dahulu (sebelum mencapai remajanya) dan Kami lenal kemahirannya. Ketika dia berkata:’Sungguh kalian dan bapak-bapak kalian dalam kesesatan yang nyata’. Mereka menjawab:’ Apakah engkau membawa kebenaran kepada kami, ataukah engkau seorang yang bermain-main sahaja? Dia berkata: Tidak! Tuhan kamu adalah yang memiliki langit dan bumi yang diciptakan oleh-Nya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu”. Qs. Al Anbiyaa:51-56.

Perlu ditekankan bahawa para Nabi a.s itu hanya diutus untuk mengubah keadaan, sehingga setiap Nabi yang diutus adalah orang-orang terpilih dan hanya daripada kalangan pemuda (syabab) sahaja. Bahkan kebanyakan daripada pengikut mereka daripada kalangan pemuda juga (meskipun begitu ada juga pengikut mereka itu terdiri daripada mereka yang sudah tua dan juga yang masih kanak-kanak. “Ashabul Kahfi”, yang tergolong sebagai pengikut nabi Isa a.s adalah sekelompok adalah sekelompok anak-anak muda yang usianya masih muda lagi yang mana mereka telah menolak untuk kembali keagama nenek moyang mereka yakni menyembah selain Allah. Disebabkan bilangan mereka yang sedikit (hanya tujuh orang), mereka telah bermuafakat untuk mengasingkan diri daripada masyarakat dan berlindung di dalam sebuah gua. Fakta ini diperkuatkan oleh Al-Quran di dalam surah Al-Kahfi ayat 9-26, diantaranya:

“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat perlindungan (gua) lalu berdoa: ‘Wahai uhan kami berikanlah rahmat depada kami dari sisi-Mu dan tolonglah kami dalam menempuh langkah yang tepat dalam urusan kami (ini) (10)…Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad saw) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta) dan Kami beri mereka tambahan pimpinan (iman, taqwa, ketetapan hati dan sebagainya) (13).

Junjungan kita Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul tatkala baginda berumur 40 tahun. Pengikut-pengikut baginda pada generasi pertama kebanyakannya juga daripada kalangan pemuda, bahkan ada yang masih kecil. Usia para pemuda Islam yang dibina pertama kali oleh Rasulullah saw di Daarul Arqaam pada tahap pembinaan, adalah sebagai berikut: yang paling muda adalah 8 tahun, iaitu Ali bin Abi Thalib dan Az-Zubair bin Al-Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, 11 tahun, Al Arqaam bin Abil Arqaam 12 tahun, Abdullah bin Mazh’un berusia 17 tahun, Ja’far bin Abi Thalib 18 tahun, Qudaamah bin Abi Mazh’un berusia 19 tahun, Said bin Zaid dan Shuhaib Ar Rumi berusia dibawah 20 tahun, ‘Aamir bin Fahirah 23 tahun, Mush’ab bin ‘Umair dan Al Miqdad bin al Aswad berusia 24 tahun, Abdullah bin al Jahsy 25 tahun, Umar bin al Khathab 26 tahun, Abu Ubaidah Ibnuk Jarrah dan ‘Utbah bin Rabi’ah, ‘Amir bin Rabiah, Nu’aim bin Abdillah, ‘ Usman bin Mazh’un, Abu Salamah, Abdurrahman bin Auf dimana kesemuanya sekitar 30 tahun, Ammar bin Yasir diantara 30-40 tahun, Abu Bakar Ash Shiddiq 37 tahun. Hamzah bin Abdul Muththalib 42 tahun dan ‘Ubaidah bin Al Harith yang paling tua diantara mereka iaitu 50 tahun.

Malah ratusan ribu lagi para pejuang Islam yang terdiri daripada golongan pemuda. Mereka memperjuangkan dakwah Islam, menjadi pembawa panji-panji Islam, serta merekalah yang akan kedepan menjadi benteng pertahanan ataupun serangan bagi bala tentera Islam dimasa nabi ataupun sesudah itu. Mereka secara keseluruhannya adalah daripada kalangan pemuda, bahkan ada diantara mereka adalah remaja yang belum atau baru dewasa. Usamah bin Zaid dianggat oleh Nabi saw sebagai komander untuk memimpin pasukan kaum muslimin menyerbu wilayah Syam (saat itu merupakan wilayah Rom) dalam usia 18 tahun. Padahal diantara prajuritnya terdapat orang yang lebih tua daripada Usamah, seperti Abu Bakar, Umar bin Khathab dan lain-lainnya. Abdullah bin Umar pula telah memiliki semangat juang yang bergelora umntuk berperang sejak berumur 13 tahun. Ketika Rasulullah saw sedang mempersiapkan barisan pasukan pada perang Badar, Ibnu Umar bersama al Barra’ datang kepada baginda seraya meminta agar diterima sebagai prajurit. Saat itu Rasulullah saw menolak kedua pemuda kecil itu. Tahun berikutnya, pada perang Uhud, keduanya datang lagi, tapi yang diterima hanya Al barra’. Dan pada perang Al Ahzab barulah Nabi menerima Ibnu Umar sebagai anggota pasukan kaum muslimin (Shahih Bukhari VII/266 dan 302).

Terdapat satu peristiwa yang sangat menarik untuk renungan para pemuda di zaman ini. Peristiwa ini selengkapnnya diceritakan oleh Abdurrahman bin Auf: “Selagi aku berdiri di dalam barisan perang Badar, aku melihat kekanan dan kekiri ku. Saat itu tampaklah olehku dua orang Anshar yang masih muda belia. Aku berharap semoga aku lebih kuat daripada mereka. Tiba-tiba salah seorang daripada mereka menekanku sambil berkata: ‘Wahai pakcik apakah engkau mengenal Abu Jahal ?’ Aku menjawab: ‘Ya, apakah keperluanmu padanya, wahai anak saudara ku ?’ Dia menjawab: ‘ Ada seorang memberitahuku bahawa Abu Jahal ini sering mencela Rasulullah saw. Demi (Allah) yang jiwaku ada ditangan-Nya, jika aku menjumpainya tentulah tak kan kulepaskan dia sampai siapa yang terlebih dulu mati antara aku dengan dia!” Berkata Abdurrahman bin Auf: ‘Aku merasa hairan ketika mendengarkan ucapan anak muda itu’. Kemudian anak muda yang satu lagi menekan ku pula dan berkata seperti temannya tadi. Tidak lama berselang daripada itu aku pun melihat Abu Jahal mundar dan mandir di dalam barisannya, maka segera aku khabarkan (kepada dua anak muda itu): ‘Itulah orang yang sedang kalian cari.”

Keduanya langsung menyerang Abu Jahal, menikamnya denga pedang sampai tewas. Setelah itu mereka menghampiri Rasulullah saw(dengan rasa bangga) melaporkkan kejadian itu. Rasulullah berkata: ‘Siapa di antara kalian yang menewaskannya?’ Masing-masing menjawab: ‘sayalah yang membunuhnya’. Lalu Rasulullah bertanya lagi: ‘Apakah kalian sudah membersihkan mata pedang kalian?’ ‘Belum’ jawab mereka serentak. Rasulullah pun kemudian melihat pedang mereka, seraya bersabda: ‘Kamu berdua telah membunuhnya. Akan tetapi segala pakaian dan senajta yang dipakai Abu Jahal(boleh) dimiliki Mu’adz bin al Jamuh.” (Berkata perawi hadits ini): Kedua pemuda itu adalah Mu’adz bin “afra” dan Mu’adz bin Amru bin Al Jamuh” (Lihat Musnad Imam Ahmad I/193 . Sahih bukhari Hadits nomor 3141 dan Sahih Muslim hadits nombor 1752.

Pemuda seperti itulah yang sanggup memikul beban dakwah serta menghadapi berbagai cobaan dengan penuh kesabaran. Allah SWT berfirman: “Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama beliau, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan merekalah orang -orang yang memperoleh berbagai kebaikan dan merekalah orang-oang yang beruntung .(QS At Taubah: 88)

Rasulullah SAW menjanjikan bahawa Islam pun akan menguasai dunia seperti sabdanya: “Sesungguhn;ya Allah SWT telah memberikan bagiku dunia ini, baik ufuk Timur maupun Barat. Dan kekuasaan umatku sampai kepada apa yang telah diberikan kepadaku dari dunia ini. “HR Muslim VIII/hadits no. 17771. Abu Daud hadits no 4252. Tirmidzi II/27. Ibnu Majah hadits no 2952 dan Ahmad V/278-284).

DAKWAH ISLAM MASA KINI

Perbedaan antara dakwah Islam di masa kini dengan masa dahulu; antara lain adanya tentangan yang lebih kompleks dan pemahaman ummat terhadap Islam berada pada titik terlemah. Dulu Rasul SAW dan para sahabat hanya menghadapi kaum musyrikin Quraisy, ahli kitab(Yahudi Madinah, Nasrani Najran, dan Nasrani Rumawi), dan Majusi Persia. Kini, disamping berbagai agama di atas, telah berkembang isme-isme atau ideologi yang beragam banyaknya yang intinya sama iaitu faham-faham yang bertolak dari kekufuran terhadap agama secara umum. Celakanya isme-isme tersebut sempat menipu sebahagian kaum muslimin di berbagai dunia Islam dan menyebabkan mereka berkelompok-berklompok serta berpecah belah dan bermusuhan atas nama isme-isme tersebut, padahal mereka sama-sama mengaku muslim. Isme-Isme yang telah menyebar di seluruh dunia saat ini adalah memisahkan agama dari kehidupan – konsekwensinya memisahkan agama dari negara. Fahaman yang muncul dari ketidakpuasan mesyarakat Barat terhadap gereja, yang menyengsarakan masarakat itu kemudin melahirkan fahaman-fahaman Barat lainnya seperti nasionalisme, liberalisme, kapitalisme, demokrasi, fasisme, totalisterianisme, dan anarkihisme (Dr M. Manzoor Alam, Perana Pemuda Muslim Menata dunia masa kini, hal 19). Para pemuda wajib mempersiapkan diri dengan pemahaman Islam yang jernih secara mendalam agar mampu menampilkan Islam sebagai sistem hidup yang komprehensif. Sistem Barat yang sedang memimpin dunia kini telah terbukti tak mampu menjamin kesejahteraan dan ketenteraman serta kebahagian umat manusia, bahkan untuk masyarakat mereka sendiri pun tidak. Komunisme telah dikubur masyarakatnya sendiri pada tahun 1991. Kapitalisme nampaknya akan segera pula berakhir. Dua orang ahli dan praktis ekonomi AS, Harry Fifi dan Gerald Swanson, dalam bukunya yang terbit awal 1994 memperkirakan negaranya akan mengalami kebangkrutan ekonomi pada tahun 1995. Mereka meramalkan, As takkan mampu melunasi hutangnya yang mencapai 6.56 trilyun dolar pada tahun tersebut! Jadi Islamlah yang berhak memimpin dunia ini seperti dulu pernah tejadi. Rasulullah SAW bersabda: “Perkara ini (iaitu Islam) akan merebak ke segenap penjuru yang ditembus malam dan siang. Allah tidak akan membiarkan satu rumahpun, baik gedung maupun gubuk melainkan Islam akan memasukinya sehingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran. “(HR ibnuHibban no. 1631-1632)

Inilah misi dan tanggung jawab generasi Islam di masa kini, iaitu mengembang dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin untuk menghidupkan Islam kembali. Hanya pemuda-pemuda Islamlah yang mampu mensukseskan rencana tersebut.

Banyak di antara pemuda sekarang yang telah bangkit, sedar dan bangun dari tidurnya bahawa Islamlah satu-satunya pandangan hidup mereka. Timbul dorongan besar dalam diri mereka untuk memperjuangkan islam, bersama gerakan-gerakan Islam yang saat ini sudah ada di seluruh dunia Islam yang jumlahnya sudah mencapai ratusan dan anggotanya kebanyakan adalah dari kalangan pemuda. Inilah masa kebangkitan pemuda Islam. Persatuan dunia Islam dan tegaknya kembali panji Laa Ilaha Illallaah MuhammadurRasululllah ada di hadapan mereka.

Modifikasi War Game, Gamer Surabaya Rancang Setting Perang 10 Nopember

Memperkenalkan sejarah tak hanya melulu lewat buku atau museum. Tiga pria asal Surabaya ini mereka ulang kisah
heroik perang 10 Nopember 1945 melalui modifikasi game perang (war game). Perburuan data menjadi bagian tersulit.
IGNA ARDIANI A.
DICKY Octavira, 37, sudah lama mengintimi Close Combat. Kalau sudah memainkan game perang itu di komputer, staf
IT Radio Star FM tersebut sering lupa waktu. “Saya seperti kecanduan game itu. Saya sangat menyukai game bersetting
perang di Eropa,” ujar pria berkulit putih itu.
Close Combat merupakan jenis Real Time War Game, sebuah game simulasi perang berdurasi 15-30 menit.
Penggemarnya mayoritas berusia 30 hingga 50 tahun yang menyukai atmosfer militer. “Software game itu dipakai
beneran oleh marinir AS dan Angkatan Laut Inggris,” ujar Dicky ketika ditemui di sebuah kafe di pusat kota, Senin lalu.
Dia menjelaskan, Close Combat sedikit berbeda dari game RTS (real time strategy) umumnya. Sebab, untuk
memainkannya, gamers tak harus menyusun markas atau benteng lebih dulu, tapi langsung menentukan lokasi
peperangan, memilih pasukan, dan bertempur melawan tentara musuh.
Versi orisinal game itu mulai masuk ke Indonesia sekitar 2001. Game tersebut berlatar belakang Perang Dunia II yang
mengisahkan pendaratan tentara sekutu di Prancis untuk melawan tentara Jerman.
Setahun berselang, Dicky mulai melihat banyak komunitas yang memodifikasi game tersebut. “Mereka mengubah
lokasi peperangannya,” katanya.
Tidak lagi di Prancis, tapi bisa di Uni Soviet, Afrika, atau negara lain sesuai keinginan si gamer. Karena lokasi
berpindah, otomatis tentara yang berperang ikut diubah. Jika lokasi yang dipilih adalah Uni Soviet, yang berperang tentu
tentara Rusia dan Amerika. “Bukan lagi sekutu melawan Jerman,” ujarnya.
Melihat tren itu, muncul ide di kepala Dicky untuk membuat game dengan setting perang kemerdekaan di Indonesia. Dia
memilih perang 10 Nopember 1945 di Surabaya. “Kedahsyatan perang itu bisa dibilang sudah melegenda. Gelegarnya
pun tak kalah dari perang-perang besar di Eropa. Seru juga jika dibuat versi game-nya,” ungkapnya.
Lewat game tersebut, Dicky juga berharap generasi muda masa kini mengenal siapa saja pahlawan yang berjasa
dalam perang tersebut.
Demi mewujudkan ide itu, Dicky mengontak Yusuf, salah seorang rekan yang kebetulan sama-sama bergerak di bidang
grafis dan pencinta Close Combat.
Namun, rencana mereka sedikit terhambat lantaran terbentur bidang pemograman. “Latar pendidikan saya adalah
desain grafis. Untuk game itu, saya mungkin bisa membuat animasi dan tampilannya. Tapi, untuk memodifikasi data
programnya, saya menyerah,” ungkapnya.
Dia lantas menghubungi teman yang lain yang bernama Gregorius Satia Budhi. “Dia jago program. Kebetulan, Greg
ternyata seide dengan saya. Jadilah kami jalan bertiga,” ujar Dicky.
Karena berlatar sejarah, mereka tidak ingin asal-asalan membuat game. Dicky dkk berburu referensi sejarah untuk
membuat game berjudul Battle of Surabaya 45 itu seotentik mungkin. Misalnya, pasukan mana saja yang terlibat dalam
perang itu. Atau, senjata apa yang dipakai serta informasi lain. “Kami memanfaatkan internet, buku-buku sejarah,
sampai ke museum,” jelas Greg -panggilan akrab Gregorius.
“Data historis itu berguna untuk menentukan tim-tim yang akan berperang,” kata pria yang didapuk sebagai leader
pengumpul data sejarah tersebut.
Menurut Dicky, di antara mereka bertiga, Greg paling getol mendalami sejarah Indonesia.
Pekerjaan itu tidak mudah. Sebagian besar data pasukan tentara Indonesia terpencar, sehingga sulit ditelusuri. “Ada
kalanya antara buku sejarah yang satu dengan yang lain memuat data yang tidak sama,” ungkap Greg, 36.
Dia mencontohkan, dalam salah satu buku disebutkan, tentara TKR yang ikut bertempur berjumlah 10 orang. Namun,

pada buku lain ditulis 20 orang. “Akhirnya, daripada bingung, kami mengambil data yang terbanyak saja.”
Berbeda dari data pasukan Inggris. Melalui internet, sudah bisa didapatkan data lengkap mulai jumlah orang dalam
satu batalyon, siapa saja namanya, hingga senjata yang digunakan. Semua jelas.
“Kalau tentara Indonesia, semua serba nggak pasti. Dalam satu batalyon yang berisi 700 orang, misalnya, bisa jadi
yang tentara asli hanya 100 orang. Sisanya pemuda kampung. Itulah yang membuat data-data sulit dipastikan,” ujar
Greg, dosen Teknologi Informasi di Universitas Kristen Petra itu.
Selain pasukan yang berperang, keotentikan game didukung oleh kostum, tanda pangkat, hingga suara. “Ikon-ikon
penting seperti Bung Tomo, Brigjen Mallaby, atau Mayjen Sungkono juga kami buat semirip mungkin seperti asli. Ada
pula pidato asli Bung Tomo ketika menyerukan perlawanan terhadap tentara sekutu,” jelas Dicky.
Semua itu berkat kerja sama mereka dengan komunitas re-enacment, sebuah komunitas pencinta sejarah. Dicky dkk
dibantu Andhika Estiyono, salah seorang anggota komunitas tersebut yang juga dosen Desain Produk Industri ITS.
Selain berhasil mendapatkan rekaman suara asli Bung Tomo, mereka memperoleh data tentang contoh seragam,
emblem, hingga senjata tentara pejuang kemerdekaan Indonesia dan Inggris kala itu. “Untuk tentara Indonesia,
suaranya di-dubbing dalam bahasa Indonesia. Kalau pas kalah atau diserang mundur, tentaranya bakal misuh-misuh
menggunakan bahasa Suroboyoan,” ungkapnya.
Bagian tersulit dalam pengerjaan game tersebut adalah mengumpulkan peta foto Surabaya pada era 1945-an. “Sekali
lagi, akhirnya kami mengira-ngira peta Surabaya tempo dulu berdasar buku-buku sejarah,” ujar Greg. Peta Surabaya
masa kini diubah menjadi tempo dulu.
Proyek tersebut dikerjakan secara terpisah sesuai job description. Maklum, ketiganya sama-sama sibuk pada pekerjaan
masing-masing di lokasi yang saling berjauhan. Dicky bekerja di Pandaan, Gregorius berprofesi sebagai dosen UK
Petra Surabaya, dan Yusuf di Bandung. “Saya, misalnya, bertugas membuat data, mengumpulkan story. Dicky dan
Yusuf di bagian animasi serta tampilan,” jelas Greg.
Mereka saling bertukar data melalui e-mail. Mereka jarang kumpul bareng. “Tapi, kalau pas sudah bertemu, kami malah
nggak ngapa-ngapain. Ngobrol yang lain,” ungkap Dicky lantas tertawa. “Bisa jadi, karena dikerjakan sesempatnya,
proyek ini belum kelar sampai sekarang.”
Mereka bertiga start sejak 10 November tahun lalu. Sekarang baru selesai sekitar 70 persen. “Idealnya, proyek tersebut
selesai 10 November tahun ini. Nggak tahu lagi kalau molor.”
Begitu tuntas dikerjakan, game tersebut akan langsung di-upload di internet. Semua orang bebas men-download.
Untuk memainkannya, tetap dibutuhkan CD installer game Close Combat 5: Invasion Normandy. “Itu sebagai langkah
studi banding. Ketika semua sudah nyoba, pasti bakal ada kritik dan saran. Dari situ, kami akan menyempurnakan lagi,”
kata Dicky.
Ada juga rencana mendemokan game tersebut di museum-museum Surabaya. “Jarang ada game berbahasa Indonesia
dengan bahasa Suroboyoan pula.”
Mengapa tidak dikomersialkan? “Nggak semudah itu. Game tersebut bukan karya orisinal. Kami nge-hack dari game
lain, terus kami rombak. Kalau dijual, bakal jadi masalah nanti,” tegas Dicky.
Setelah Battle of Surabaya 45 selesai, Dicky dkk akan membuat game seri perang kemerdekaan Indonesia lainnya.
Tak melulu peperangan yang terjadi di Surabaya, tapi juga perang kemerdekaan di daerah lain. “Mungkin nanti kami
membuat game perang 5 Jam di Jogja atau perang Puputan di Bali. Yang penting, kita cari peta lokasinya dulu, baru(ujar Dicky/www.invidiousclub.com/admin/gc)